Bergabung di Telegram Gabung
Website Instan

Peter William Hofland, Seorang Belanda yang Meletakkan Fondasi Kota Subang

Patung P.W. Hofland di Depan Big House

Dampak dari sistem kolonial di Indonesia adalah berkembangnya para planters. Mereka memainkan peranan yang cukup penting dalam mengembangkan daerah "kekuasaannya", Bahkan, di beberapa tempat, mereka dianggap sebagai "kawasa" atau raja. Seperti hal nya raja-raja Jawa di masa lalu.

Peter William Hofland merupakan salah seorang planters seperti Karel Albert Rudolf Boscha ataupun Karel Fredrik Holle. Barangkali namanya tidak setenar keduanya. Namun, tidak demikian dengan masyarakat Subang. Hampir semua penduduk asli Subang mengenal dirinya. Paling tidak, mengetahui namanya karena ia memiliki ikatan kuat dengan Subang. Ikatan yang tidak mungkin putus bernama ikatan historis.

Peter William Hofland merupakan orang Eropa berkebangsaan Belanda yang mengadu nasib di tanah Jawa. Ia datang ke Jawa satu tahun setelah Thomas Stamford Raffles menaklukkan Jawa. Mula-mula, ia menjadi saudagar kopi dan memiliki perkebunan gula di Pasuruan selama 22 tahun. Namun, usaha kopi tidak berkembang di sana. Ia kemudian mencari lokasi baru yang memungkinkan untuk ditanami kopi.


Peta Soebang Pertengahan Abad ke-19
Kart van de Afdeling Krawang Tezemengesteld Door P Baron Melvill van Carnbee, 1853

Pencarian daerah itu membuahkan hasil yang memuaskan. Pada 1842, Peter William Hofland membeli saham Pamanoekan en Tjiassemlanden (P en T) bersama dengan adiknya yang bernama Hofland dan juga kerabatnya John Erick Bank. Namun, ia tidak merasa puas dengan kondisi itu. Ia kemudian membeli saham adik dan kerabatnya. Sejak saat itu, Peter William Hofland resmi menjadi pemilik tunggal P en T.

Kebun Kopi di Subang 

Sejak menjadi penguasa tunggal P en T, Peter William Hofland merancang Subang menjadi daerah perkebunan kopi. Dalam kurun waktu 24 tahun, ia berhasil membangun 13 perkebunan kopi yang tersebar di seluruh wilayah P en T. Hasilnya pun sangat memuaskan. Ketiga belas perkebunan kopi itu berhasil memproduksi kopi sebanyak 340.000 ton per tahunnya. Jumlah ini sangat besar jika dibandingkan dengan produksi kopi Priangan pada tahun yang sama yaitu 1888.  Saat itu, Priangan hanya memproduksi kopi sebanyak 134.000 ton saja. 

Perkebunan teh yang luas, milik Pamanukan dan Tjiasemlanden di distrik Soekamandi, timur laut Poerwakarta.


Pekerja Subang di Gudang Kopi Abad ke-19

Keuntungan kopi yang begitu besar membawa Peter William Hofland pada posisi yang lebih strategis. Ia tidak hanya dikenal penduduk Subang saja tetapi juga Pemerintah Hindia Belanda. Bagi pendudukan Subang, Peter William Hofland merupakan tuan tanah yang filantropis. Ia tidak hanya menjadikan Subang dan penduduknya sebagai alat eksploitasi semata seperti kebanyakan tuan tanah lainnya. Namun juga membawa Subang dan penduduknya pada tingkat yang lebih baik secara ekonomi.

Bagi Pemerintahan Hindia Belanda, Peter William Hofland adalah orang yang paling berjasa dalam meberikan keuntungan ekonomi. Kopi yang dijual pemerintah berasal dari Subang. Peter William Hofland merelakan sebagian produksin kopinyakepada pemerintah dan pemerintah menjualnya ke pasar internasionak dengan harga yang tinggi. Kondisi itu berlangsung cukup lama dan perintah sangat diuntungkan. Oleh karena jasa-jasanya yang begitu besar, Pemerintah Hindia Belanda memerinya gelar dan julukan The Lion (Daukes, 1938; Junaedi, 2018).

Pabrik Gula disubang Abad ke-19

Jasa besar tidak hanya diberikan kepada Pemerintah Belanda saja. Peter William Hofland, juga mengabdikan diri untuk membangun Subang dan penduduknya. Kota Subang adalah salah satu karyanya. Sebelum menjadi pusat Pemerintahan, Kota Subang hanya sebuah daerah biasa saja. Bahkan beraoa Sumber menyebutnya sebagai hutan belantara. Namun semua itu berubah ketika Peter William Hofland menjadikannya sebagai pusat Pemerintahan P en T menggantikan Tenggeragoeng. Sejak saat itu, Kota Subang dibenahi Peter William Hofland dan dipersiapkan menjadi Kota Besar.

Meskipun Peter William Hofland fokus pada perkebunan kopi, dalam beberapa sumber dikatakan bahwa ia juga mengelola perkebunan gula. Hanya saja, yang menjadi persoalan adalah ia membuka perkebunan itu atau melanjutkan perkebunan gula yang sudah ada, warisan dari pemilik P en T yang pertama. Yang pasti, perkebunan gula juga cukup eksis pada awal perkembangan P en T sampai masa Peter William Hofland (Junaedi, 2018).

Selain membangun kota, menurut beberapa sumber, penduduk Subang berada dalam kondisi yang sejahtera saat Peter William Hofland berkuasa (Effendhie, 1998). Hal ini dibuktikan dengan ingatan kolektif nasyarakat Subang tentang itu. Bahkan, beberapa sumber menyatakan bahwa di Subang tidak pernah ada perlawanan kepada Peter William Hofland. Bukti lain Peter William Hofland tidak dibenci penduduk Subang adalah patungnya yang berdiri tegal dan tidak dirusk saat revolusi berkecamuk di Subang. Padahal, simbol-simbol penguasa yang dibenci akan dirusak oleh para pejuang saat itu.

Kebersamaan Peter William Hofland dengan Subang harus diakhiri pada 1872. Ia meninggal di Subang dan dikebumikan disana. Untuk menghormati jasa-jasanya, Pemerintah Hindia Belanda membuat makam yang megah.



wendy code
Diposting Oleh
IFG
SUBSCRIBE GUYS

Posting Komentar

© The Ruzid. All rights reserved. Developed by Jago Desain